Kode Iklan Anda Disini

Sabtu, 04 Oktober 2014

MAKALAH PANDANGAN TERHADAP KONFLIK




MAKALAH
MANAJEMEN KONFLIK
TENTANG
PANDANGAN TERHADAP KONFLIK
Dosen Pengampu: Ahmad Rojali, M.Pd
Di Susun Oleh:
SUPRAYOGI

FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI)
AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Jl.Lintas Timur Km.123 Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI SUM – SEL 30657


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga makalah ini dapat di selesaikan oleh kami sebagaimana yang diharapkan.
Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan serta penyusunan makalah ini yang berjudul “Pandangan Terhadap Konflik “ adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen mata kuliah Manajemen Konflik.
Kami kelompok menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada makalah kami ini. Kiranya kekurangan tersebut merupakan batu loncatan kami menuju ke hal yang lebih baik lagi dan berguna bagi kita semua yang membacanya sekian dan terima kasih.
                                               
                                                                                                            PENULIS

  




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................   i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................   ii
BAB I..................................................................................................................................   1
PENDAHULUAN.............................................................................................................   1
1.1.Latar Belakang........................................................................................................   1
1.2.Perumusan Masalah.................................................................................................   1
1.3.Tujuan Penulisan......................................................................................................   1
1.4.Pembatasan Masalah................................................................................................   1
1.5.Metode Penulisan....................................................................................................   2
BAB II................................................................................................................................   2
PEMBAHASAN................................................................................................................   2
2.1.Pengertian Konflik...................................................................................................   2
2.2.Pandangan Para Ahli Terhadap Konflik..................................................................   5
2.3.Jenis – Jenis Konflik................................................................................................   7
2.4.Akibat Konflik.........................................................................................................   8
BAB III...............................................................................................................................   9
PENUTUP.........................................................................................................................   9
3.1.Kesimpulan..............................................................................................................   9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................   10


 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Konflik adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Selama masyarakat masih memiliki kepentingan, kehendak, serta cita-cita konflik senantiasa “mengikuti mereka”. Oleh karena dalam upaya untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan pastilah ada hambatan-hambatan yang menghalangi, dan halangan tersebut harus disingkirkan. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.[1][1]
Jika hal ini terjadi, maka konflik merupakan sesuatu yang niscaya terjadi dalam masyarakat.  Konflik antarbudaya ataupun multidimensional yang sering muncul dan mencuat dalam berbagai kejadian yang memprihatinkan dewasa ini bukanlah konflik yang muncul begitu saja. Akan tetapi, merupakan akumulasi dari ketimpangan – ketimpangan dalam menempatkan hak dan kewajiban yang cenderung tidak terpenuhi dengan baik. Konflik merupakan gesekan yang terjadi antara dua kubu atau lebih yang disebabkan adanya perbedaan nilai, status, kekuasaan, kelangkaan sumber daya, serta distribusi yang tidak merata, yang dapat menimbulkan deprifasi relative di masyarakat.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari konflik ?
2.      Bagaimanaa pandangan para ahli terhadap konflik ?
3.      Apa saja jenis-jenis konflik ?
4.      Apa saja akibat dari konflik ?

1.3.Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari konflik.
2.      Untuk mengetahui pandangan para ahli terhadap konflik.
3.      Jenis-jenis konflik
4.      Untuk mengetahui akibat dari konflik

1.4.Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak mencakup semua permasalahan, maka penulis membahas tentang “Pandangan terhadap Konflik
1.5.Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk penyusunan makalah ini adalah metode pustaka, yaitu penulis mengambil data-data dari beberapa sumber seperti buku dan internet.































BAB II
PEMBAHASAN
PANDANGAN TERHADAP KONFLIK

2.1.PENGERTIAN KONFLIK
a.      Pengertian Konflik Secara Umum
Dari berbagai definisi dan berbagai sumber, istilah konflik umunya dapat dirangkum dan diartikan sebagai berikut:
1.      Konflik adalah bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok karena mereka yang terlibat memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai, serta kebutuhan.
2.      Hubungan pertentangan antara dua pihak atau lebih (individu maupun kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran tertentu, namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan yang tidak sejalan.
3.      Pertentangan atau pertikaian karena ada perbedaan dalam kebutuhan, nilai, dan motifasi pelaku atau yang terlibat di dalamnya.
4.      Suatu proses yang terjadi ketika satu pihak secara negatif mempengaruhi pihak lain, dengan melakukan kekerasan fisik yang membuat orang lain perasaan serta fisiknya terganggu.
5.      Bentuk pertentangan yang bersifat fungsional karena pertentangan semacam itu mendukung tujuan kelompok dan memperbarui tampilan, namun disfungsional karena menghilangkan tampilan kelompok yang sudah ada.
6.      Proses mendapatkan monopoli ganjaran, kekuasaan, pemilikan, dengan menyingkirkan atau melemahkan pesaing.
7.      Suatu bentuk perlawanan yang melibatkan dua pihak secara antagonis.
8.      Kekacauan rangsangan kontradiktif dalam diri individu.
Dua uraian di atas juga menunjukkan bahwa dalam setiap konflik terdapat beberapa unsur sebagai berikut. 
1.      Ada dua pihak atau lebih yang terlibat. 
2.      Ada tujuan yang dijadikan sasaran konflik, dan tujuan itulah yang menjadi sumber konflik.
3.      Ada perbedaan pikiran, perasaan, tindakan di antara pihak yang terlibat untuk mendapatkan atau mencapai tujuan. 
4.      Ada situasi konflik antara dua pihak yang bertentangan.

b.      Pengertian Konflik Secara Etimologi
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih ( bisa juga kelompok ) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
c.       Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian konflik menurut para ahli.
1.      Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis ( 1977 ), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.      Menurut Gibson (1997), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3.      Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.      Muchlas (1999), Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5.      Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.      Robbins (1993), Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif.
7.      Pace and Faules (1994: 249), Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.
8.      Folger & Poole  (1984), Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi.
9.      Myers (1982 : 234 – 237), Kreps (1986 : 185), Stewart, 1993 : 341), Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.
10.  Devito (1995 : 381) Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda.

2.2.PANDANGAN PARA AHLI TERHADAP KONFLIK
1.      Konflik Menurut Robbin
Robbin ( 1996: 431 ) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di satu sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain dapat menurunkan kinerja kelompok sehingga kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
Terdapat tiga pandangan tentang konflik, yaitu :
a.      Pandangan tradisional ( The Traditional View ), menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan menimbulkan kerugian, aliran ini juga memandang konflik sebagai sesuatu yang sangat buruk, tidak menguntungkan dalam organisasi. Oleh karena itu konflik harus dicegah dan dihindari sebisa mungkin dengan mencari akar permasalahan.[2][2]
b.      Pandangan hubungan manusia ( The Human Relation View ), Pandangan behaviorial (yang berhubungan dengan tingkah laku) ini menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang wajar, alamiah dan tidak terelakan dalam setiap kelompok manusia. Konflik tidak selalu buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja kelompok, yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik.[3][3]
c.       Pandangan interaksionis ( The Interactionist View ), Yang menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif dalam suatu kelompok, melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja positif. Oleh karena itu konflik harus diciptakan. Pandangan ini didasari keyakinan bahwa organisasi yang tenang, harmonis, damai ini justru akan membuat organisasi itu menjadi statis, stagnan dan tidak inovatif. Dampaknya dalam kinerja organisasi menjadi rendah. [4][4]
2.      Konflik Menurut Stoner dan Freeman
Stoner dan Freeman ( 1989 : 392 ) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional ( Old view ) dan pandangan modern ( Current View ):
a.      Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
b.      Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.
3.      Konflik Menurut Myers
Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner and Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234):
a.      Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
b.      Pandangan kontemporer, mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.

2.3.JENIS – JENIS KONFLIK
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi enam macam, yaitu :
1.      Konflik antara atau dalam peran sosial ( intrapribadi ), misalnya antara peranan - peranan dalam keluarga atau profesi ( konflik peran ( role )
2.      Konflik antara kelompok-kelompok sosial ( antar keluarga, antar gank ).
3.      Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4.      Koonflik antar satuan nasional ( kampanye, perang saudara )
5.      Konflik antar atau tidak antar agama
6.      Konflik antar politik.
Sedangkan  Menurut Robbins[5][5] Terdapat 3 jenis konflik yaitu:
1.      Konflik tugas, yaitu konflik atas isi dan sasaran pekerjaan.
2.      Konflik hubungan, yaitu konflik berdasarkan hubungan interpersonal.
3.      Konflik proses, yaitu konflik atas cara melakukan pekerjaan.
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.      Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.      Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan – perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3.      Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5.      Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga – harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

2.4.AKIBAT KONFLIK
Dibawah ini akibat-akibat yang disebabkan oleh konflik, ada akibat positif dan akibat negatif.
Ø  Akibat Positif :
1.     Akan meningkatkan kreativitas dan akan meningkatkan semangat kerja
2.     Pengambilan keputusan akan lebih baik
3.     Berusaha untuk mencari pendekatan baru
4.     Memperjelas pandangan masing - masing
Ø  Akibat Negatif :
1.     Menimbulkan kecemasan pada diri individu
2.     Meningkatkan ketegangan dalam berhubungan dengan individu lain
3.     Akan timbul rasa tidak percaya dan curiga
4.     Individu cenderung hanya memperhatikan kebutuhan pribadi\
5.     Adanya penolakan dalam bekerjasama















BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Konflik tidak selamanya berakibat negatif bagi masyarakat. Jika bisa dikelola dengan baik, konflik justru bisa menghasilkan hal-hal yang positif. Misalnya, sebagai pemicu perubahan dalam masyarakat, memperbarui kualitas keputusan, menciptakan inovasi dan kreativitas, sebagai sarana evaluasi, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa jika konflik tidak dikelola dengan baik dan benar, maka akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan bagi masyarakat. 
Sebagai sebuah catatan bahwa dalam upaya menyelesaikan konflik haruslah dipahami betul kompleksitas serta kerumitan konflik yang dihadapi. Semua harus sadar bahwa setiap konflik memiliki kompleksitas masing-masing sehingga tidak bisa begitu saja mengaplikasikan sebuah teori untuk menyelesaikannya. Semua juga harus ingat bahwa selain teori-teori resolusi konflik yang ada, sebenarnya masyarakat juga memiliki budaya sendiri dalam menyelesaikan masalahnya. Namun demikian, penyelesaian konflik sering melupakan adat dan budaya lokal tersebut. Untuk itulah penting untuk menggali kembali kekayaan budaya sendiri.



















DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, 2005, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur, Yogyakarta : LKiS
AS Munandar, 1987, Manajemen Konflik dalam Organisasi , Pengendalian Konflik dalam Organisasi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta
Collins Patricia, 1990 “Conflict Theory and the Advance of Macro Historical Sociology”, in. G. Ritzer, Fronties of Social Theory: The new Sintheses, New York: Coloumbia University Press
Dahrendorf, 1998,  dalam Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganada, Jakarta: Rajawali Press
Geoge Ritzer dan Douglas J Goodman, 2004, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media
Handoko T. Hani, 2003, Manajemen edisi 2, Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta
Sutaryo, 2000 Sosiologi Komunikasi, Modul UT , Jakarta: Depdiknas
Simon Fisher, 2001, Mengelola Konflik: ketrampilan dan Strategi Untuk Bertindak, Jakarta: The British Council
Soekanto  Soerjono, 1998, Sosiologi Sautu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press
Thoha Miftah, 1993, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.



[2][2] Judge, Timothy A dan Stephen P.Robbins, Perilaku Organisasi,2006,hal 546
[3][3] ibid
[4][4] ibid
[5][5] Judge, Timothy A dan Stephen P.Robbins, Perilaku Organisasi,2006,hal 548